Zona Edukasi Ramah Anak Jakarta
Bernama RPTRA
01 April 2017 - Zona Edukasi Ramah
Anak Jakarta Bernama RPTRA
Fifi (kanan atas, kerudung krem)
mengenal RPTRA melalui festival mural (dok Ist./ed. WS)
“Saya kagum banget tuh dengan
ErPeTra yang agenda kegiatan fun learning-nya terjadwal bagus dari jam tujuh
pagi sampai jam sembilan malam dan semua kalangan masyarakat bisa berkontribusi
sesuai kompetensi masing-masing untuk berbagi ilmu atau ketrampilan … tinggal
ngomong sama pengelolanya untuk masalah waktu dan menghimpun peserta.”Cetus
Fifi Rahmi Oktini (52), seorang IT Entrepreneur yang kini aktif menggeluti seni
rupa, dalam perbincangan santai di sela-sela acara sosial yang digelar oleh
Komunitas Fekon Unpad 83 Berbagi di Bandung beberapa waktu (24/3) lalu,”Dan
semuanya bisa dimanfaatkan oleh masyarakat setempat secara gratis.”
Fifi pertama kali bersentuhan dengan
ErPeTra alias RPTRA (Ruang Publik Terpadu Ramah Anak) saat berpartisipasi dalam
penyelenggaraan RPTRA Mural Festival & Workshop Jakarta 2017 yang
diorganisir oleh komunitas ArtSip Jakarta bekerjasama dengan Pemprov DKI.
Festival yang melibatkan puluhan seniman mural dan remaja setempat itu
dilaksanakan pada 11-12 dan 18-19 Maret 2017 lalu.
Dua RPTRA yang sempat disambangi
Fifi dalam aktifitas bersama ArtSip tersebut adalah RPTRA ‘Nusantara Ulujami’
yang terletak di jl Inspeksi Kali, Kelurahan Ulujami, Kecamatan Pesanggrahan
dan RPTRA ‘Bhinneka’ yang berada di jl Swadarma Raya, Kelurahan Petukangan
Utara, Kecamatan Pesanggrahan. Keduanya berada di wilayah Jakarta Selatan.
Sebagaimana RPTRA lain yang telah dibangun di berbagai kawasan Jakarta, RPTRA
‘Nusantara Ulujami’ maupun ‘Bhinneka’ merupakan bagian dari usaha Pemprov DKI
dengan memanfaatkan dana CSR dari berbagai perusahaan besar untuk menyediakan
ruang terbuka hijau untuk aktifitas masyarakat sekaligus pula menjadikan
Jakarta sebagai kota layak anak.
Oleh karena itu fasilitas yang
disiapkan di dalamnya pun ditata sedemikian rupa agar dapat memenuhi 31
Indikator kota layak anak yang ditetapkan Kementarian Pemberdayaan Perempuan
dan Anak (Kemen PPA). RPTRA umumnya memiliki arena permainan menarik plus
ruangan-ruangan khusus untuk mengakomodir berbagai kebutuhan masyarakat yang
tinggal di sekitar RPTRA tersebut, seperti ruang perpustakaan, PKK Mart, ruang
laktasi, dan lainnya.
Aziz (kanan atas, berpeci) berharap
RPTRA dapat jadi lahan inspiratif bagi warga (dok. Abdul Aziz/ed.WS)
Abdul Aziz (38), salah seorang dari
enam pengelola harian RPTRA ‘Nusantara Ulujami’ yang terpilih berdasarkan
perekrutan online, dalam wawancara via akun Whatsapp pada Jumat (31/3) lalu
memaparkan agenda kegiatan harian yang cukup padat bergizi di zona hijau ramah
anak yang berdiri di lahan seluas 1,912 m2 milik Dinas Pertamanan dan Pemakaman
Provinsi DKI Jakarta yang baru selesai dibangun pada 31 Desember 2016 itu.
“Selama tiga bulan berjalan ini
sudah ada banyak kegiatan rutin yang dilaksanakan di sini dari mulai
kreativitas seni budaya anak ( latihan tari dan pencak silat, pembuatan topeng
blantek dari daur ulang limbah), senam aerobik untuk masyarakat umum dan
lansia, dan berbagai ketrampilan lainnya.”Papar Aziz seraya menambahkan ada
banyak pihak yang menyalurkan kepedulian mereka terhadap masyarakat dengan
menggandeng RPTRA ‘Nusantara Ulujami’ untuk melakukan kegiatan
bersama,”Contohnya berupa menggelar kegiatan seni mural anak, kegiatan luar
kelas murid Paud, fasilitasi perpustakaan, permainan lego, sosialisasi gizi/KB,
pendirian PKK Grossmart, sampai ke penyaluran pangan bersubsidi bagi warga
miskin.”
Hebatnya lagi meski baru seumur
jagung, keberadaan RPTRA ‘Nusantara Ulujami’ ternyata cukup memikat kalangan
akademisi untuk singgah dengan berbagai tujuan di samping berkontribusi dengan
berbagi ilmu pada komunitas setempat,”Ada Miss Rebecca, mahasiswi Jerman yang
menekuni Jurusan Budaya Asia Tenggara, datang bermain sambil belajar membuat
topeng daur ulang limbah kertas bersama anak-anak; Komunitas Penulis Sejarah
Jabodetabekten yang kongkow sambil menelisik sejarah Kali Pesanggrahan di
wilayah Ulujami, dan ada pula Bunda Lia, antropolog senior budaya Asia
Tenggara, yang sengaja terbang dari Bangkok untuk membawa topeng-topeng Betawi
daur ulang limbah buatan RPTRA ‘Nusantara Ulujami’ yang akan dipamerkan di
Gallery Sea-Junction Bangkok.”Lanjut Aziz.
RPTRA 'Bhinneka' yang selalu seru
... (dok. Norma Santi/ed.WS)
Sementara itu kiprah RPTRA
‘Bhinneka’ pun cukup menarik untuk disimak. Norma Santi (38), salah seorang
pengelola harian, menuturkan bahwa RPTRA yang terletak di dalam sebuah taman
itu memang senantiasa padat pengunjung yang mampir bermain atau mengikuti
aktifitas lifeskills yang diselenggarakan di sana,”Ada latihan menari untuk
anak SD-SMP setiap Jumat sore dan Minggu pagi, belajar seni rupa SD-SMP setiap
Sabtu siang sampai sore, kedua aktifitasnya dikelola bersama tim dari Dinas
Pariwisata Budaya DKI.”Tutur Norma dalam perbincangan via Whatsapp pada Jumat
(31/3) lalu,”Ada senam sehat juga, dilaksanakan pada Selasa dan Minggu sore
serta Kamis dan Sabtu pagi; instrukturnya dari masyarakat sekitar.”
Aktifitas masyarakat yang menjadi
primadona di RPTRA ‘Bhinneka’ adalah futsal, menurut Norma, ada sekitar 15 tim
futsal yang rutin bermain di sana dengan anggota anak-anak sampai dewasa. Saat
hari libur, jumlah pengunjung pun meningkat drastis.
Keberadaan RPTRA bila terjaga dan
terkelola sesuai peruntukannya memang akan memberikan kontribusi pada
pembangunan karakter anak-anak dari kalangan menengah-bawah yang kerapkali terbentur
kesulitan finansial dalam mengakses pendidikan yang berkualitas. Selain itu
bagi kelompok usia remaja sampai lansia, maraknya aktifitas bersama di RPTRA
pun akan mengakomodir kebutuhan psikologis mereka sebagai makhluk sosial hingga
diharapkan tingkat kebahagiaan warga Jakarta pun dapat terus naik. Edukatif,
ramah sosial, dan ... GRATIS !
Wahyuni Susilowati /sacred-edelweiss
Komentar
Posting Komentar